Senin, 30 Desember 2013

Pray For My Future

<3 For the sake of the loveliest day <3

Jauh sudah ku selami duka dan lara seorang diri.
Jauh sudah ku jalani hidup ini ...
Namun tak seberapa dengan pengorbanan mereka yang selalu menjujungku.
Walau ku jauh terlampau laut biru ...
Namun rindu selalu membeku dalam lubuk hati ...
Oh Ayah dan Ibu ...
Demi cita dan cintamu ..
Ku pegang amanat terberat tuk hadirkan kesejahteraan masa depan ..
Doa dan Bimbingan kalian yang akan mengantarkanku ke pintu gerbang kesuksesan
Demi masa terindah saat nanti :)

Sabtu, 09 November 2013

"CARILAH CALON SUAMI YAMG TAMPAN AKHLAKNYA"



"CARILAH CALON SUAMI YANG TAMPAN AKHLAKNYA"

Jgn mencari calon suami yg tampan wajahnya.
Jgn mencari calon suami yg banyak hartanya.
Jgn pula mencari calon suami yg selalu diperebutkan para wanita.

Akan tetapi carilah seorang calon suami yg benar-benar halus tutur katanya.
Yg begitu mulia budi pekerti dan tampan akhlaknya.
Yg bisa memuliakan kaum wanita.
Yg benar-benar telah siap menjadi pemimpinmu.

Yg dapat membimbingmu untuk semakin dekat kepada_Nya.
Yg dapat menuntunmu ke jalan yang diridhai_Nya.
Yg bisa mengingatkanmu ketika engkau telah lalai dlm melaksanakan dan menjalankan kewajiban_Nya.

Yg bisa menyadarkanmu ketika engkau telah berbuat khilaf.
Yg bisa meluruskan kesalahanmu dgn penuh kelembutan.
Yg bisa menegurmu ketika engkau telah berpaling pada tanggung jawab dan kewajibanmu sebagai seorang isteri yg wajib taat pada suami dan Rabb_Nya.
Yg bisa memaafkanmu dgn penuh keikhlasan jika engkau telah menjadi seorang isteri yg kufur.

Ketika engkau salah bukannya dia marah.
Ketika engkau khilaf bukannya dia memvonis.
Ketika engkau kufur bukannya dia meninggalkanmu.

Tapi sebaliknya,

Dia pantang menyerah untuk selalu membimbingmu,
Menuntunmu,
Mengajarimu,
Untuk kembali ke jalan yang benar.


---

Jumat, 11 Oktober 2013

DIAM ITU EMAS



Perhatikanlah, sesungguhnya karena lisan seseorang bisa terjerumus dalam jurang kebinasaan.

Lihatlah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ketika berbicara dengan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu,

أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ. قُلْتُ بَلَى يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ قَالَ كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.

“Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabku: “Iya, wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini”. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda, “Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi no. 2616. Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shohih)

Hendaklah seseorang berpikir dulu sebelum berbicara. Siapa tahu karena lisannya, dia akan dilempar ke neraka. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْسًا يَهْوِى بِهَا سَبْعِينَ خَرِيفًا فِى النَّارِ

“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu tidaklah mengapa, padahal dia akan dilemparkan di neraka sejauh 70 tahun perjalanan karenanya.” (HR. Tirmidzi no. 2314. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً ، يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّمَ

“Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR. Bukhari no. 6478)

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا يَهْوِى بِهَا فِى النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

“Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim no. 2988)

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Muslim (18/117) tatkala menjelaskan hadits ini mengatakan, “Ini semua merupakan dalil yang mendorong setiap orang agar selalu menjaga lisannya sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47). Oleh karena itu, selayaknya setiap orang yang berbicara dengan suatu perkataan atau kalimat, merenungkan apa yang akan ia ucap. Jika memang ada manfaatnya, barulah ia berbicara. Jika tidak, hendaklah dia menahan lisannya.”

Dalam Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Tidak ada perkataan yang bersifat pertengahan antara bicara dan diam. Yang ada, suatu ucapan boleh jadi adalah kebaikan sehingga kita pun diperintahkan untuk mengatakannya. Boleh jadi suatu ucapan mengandung kejelekan sehingga kita diperintahkan untuk diam.”

Ibnu Mas’ud pernah berkata, “Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain Dia. Tidak ada di muka bumi yang lebih berhak untuk dipenjara dalam waktu yang lama daripada lisan.” (Dinukil dari Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

Ibnul Mubarok ditanya mengenai nasehat Luqman pada anaknya, lantas beliau berkata, “Jika berkata (dalam kebaikan) adalah perak, maka diam (dari berkata yang mengandung maksiat) adalah emas.” (Dinukil dari Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

Diam itu lebih baik daripada berbicara sia-sia bahkan mencela atau mencemooh yang mengandung maksiat.

Itulah manusia, ia menganggap perkataannya tidak berdampak apa-apa, namun di sisi Allah bisa jadi perkara besar. Allah Ta’ala berfirman,

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ

“Kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. An Nur: 15). Dalam Tafsir Al Jalalain dikatakan bahwa orang-orang biasa menganggap perkara ini ringan. Namun, di sisi Allah perkara ini dosanya amatlah besar.

Wallahu waliyyut taufiq.


Kamis, 10 Oktober 2013

Hakikat Kesabaran

Ku bersujud dan berdoa
Heningnya malam semakin mencekam
Ujian dalam hidup tak surut menerpa, 
Ciutkan hati rasa putus asa.
Ku berjalan susuri hutan, Lelah datang ku duduk terdiam,
Pandangi air basahi batuan. 
Itulah bahasa alam.
Ku baca ayat tersirat, Ku pahami makna terdahsyat, 
Akan arti nafsu sesaat Yang tak berikan manfaat. #HakikatKesabaran

Minggu, 09 Juni 2013

UNTUK CALON IMAMKU YANG AKAN BERTAKHTA DIHATIKU

Bismillahirrahmanirrahim..

Bukan pria tampan yang mengubar janji dan rayuan gombal !
Bukan pria tampan yang kekar ototnya menunjukkan kesombongannya kepada semua orang!
Bukan pria tampan yang pikirannya dipenuhi dengan porno !
Bukan pria tampan yang agresif yang mudah menyentuh seorang perempuan dengan mudahnya!
Bukan pria tampan yang banyak kata tetapi tak sesuai dengan apa yang dikatakannya..

Tetapi pria yang hati dan ucapannya tak pernah berbohong !
Pria yang tawadhu dengan kelebihan yang dimilikinya !
Pria yang pikirannya dihiasi oleh zikir dan dipenuhi dengan hal yang berbau positif(kebaikan) !
Pria yang tak banyak kata namun banyak berbuat sesuai dengan perkataannya !
Pria yang menahan diri dan tak berani menyentuh fisik dan cinta dari sesosok perempuan untuk disakiti !

Itulah kriteria calon imam yang diharapkan oleh semua wanita muslimah..
Pedamping hidup yang hanya terpisah sampai maut kan menjemput(Insya Allah).
Janganlah silau dengan pria tampan..
Kerana ketampanan seorang pria tercermin bukan dari bentuk rupanya melainkan dari akhlakul karimah yang dia tampilkan.

Jangan sentuh kami wahai calon imam yang masih penuh tanda tanya dengan nafsumu apalagi sampai menyentuh cinta yang tak halal.Biarkanlah cinta ini hanya berlabuh pada satu nama yaitu Allah.Cukuplah tebaran kasih sayang ini sebagai wujud cinta(tanpa nafsu,sebatas saudara) kepadamu duhai akhi.

Wahai calon imam jika kita berjodoh kita PASTI bertemu meskipun jarak memisahkan kita.
Jangan engkau datang sekarang kerana jiwa raga ini belum siap menerima kehadiranmu.Masih banyak rumus-rumus kehidupan yang ingin dipelajari dalam hidup ini.Datanglah ketika kata siap menerima kehadiranmu telah tertanam dihati ini.

Nanti di kala kehadiranmu bawakanlah sesuatu yaitu..

1.Rumah berbentuk amal saleh,beratapkan kasih sayang,berdindingkan kecintaan yang tulus dan suci,berisikan kelengkapan sikap tawakal,dan berpondasikan keimanan dan ketakwaan.

2.Kendaraan berodakan amal jariah(kebaikan),berbensinkan kepedullian terhadap sesama

3.Perhiasan kesabaran dengan kadar karat yang dipenuhi dengan rasa syukur sepanjang waktu

4.Selendang keikhlasan yang engkau pakaikan

5.Jilbab ketawadhuan

6.Seperangkat ketegaran dalam menghadapi kehidupan..

Wahai calon imam,gengamlah tangan dan hati ini,
Saat kita sudah menjadi pasangan suami istri yang terikrar janji suci yang kan kita kenang dalam hidup kita.... Aamiin ya Allahu ya Robbal allamin 
:)

Template by:

Free Blog Templates